Kita bisa dengan mudah sayang, suka,
bahkan jatuh cinta kepada seseorang, namun belum tentu bisa menerima dia
sepenuhnya. Banyak orang yang merasa yakin dan menyanggupi janji pernikahan
untuk “menerima kelebihan dan kekurangan pasangan”, namun kemudian tidak
sedikit juga yang bercerai karena tidak tahan dengan kekurangan pasangannya.
Lantas bagaimana cara untuk
mengurangi kesalahan dalam memilih orang yang benar-benar tepat, agar kita
tidak menyesal di kemudian hari?
Mari kita ketahui
langakah-langkahnya bersama unikunikgirls@blogspot.co.id agar kita tidak
terjerumus dalam hubungan yang buruk.
1.Ketahui kekurangan pasangan kamu agar kamu dapat memutuskan agar kamu dapat mengambil keputusan
1.Ketahui kekurangan pasangan kamu agar kamu dapat memutuskan agar kamu dapat mengambil keputusan
Umumnya, ketika sedang dalam masa
awal pacaran, biasanya perasaan kita sedang berbunga-bunga sehingga kita
seringkali lupa akan segalanya, terutama untuk yang baru pertama kali merasakan
indahnya cinta.
Semua terasa indah, anda tidak
peduli dengan kekurangannya.tetapi lama kelamaan anda akan menemukan banyak
sekali kekurangan seiring berjalannya waktu.
2. Beritahu kekurangan kamu kepada
pasangan.
Anda harus mengatakan jujur apapun
kekurangan anda kepada pasangan.hal ini sangat penting karena akan mendukung
kelancaran hubungan anda.jangan malu menceritakan kejelekan ataupun keburukan
yang anda miliki.karena anda harus yakin jika npasangan anda menyayangi anda
dengan tulus dia tidak akan menghiraukan kekurangan anda.bahkan akan menuntun
anda menjadi lebih baik,so jangan takut ya ladies,kalau jodoh gak kemana
kok,pasti akan kembali.
3. Bisakah anda “membuka diri” untuk
pasangan anda?
Sesorang
mungkin bisa mengumbar seribu kata romantis untuk pasangan.tetapi coba tanyakan
dalam hati,sudah siapkah anda berbagi pikiran,kekurangan,kelebihan bersama
pasangan anda seumur hidup??
4. Intropeksi diri atau mencari
kesalahan?
Coba telaah antara anda dan pasangan,
apakah kalian bisa sama-sama intropeksi diri atau saling menyalahkan? Atau
hanya satu pihak saja yang selalu intropeksi sementara yang lain menyalahkan?anda
harus benar-benar memahami hal tersebut.
Jika kalian dapat saling mengalah
dan intropeksi diri setelah tahu kekurangan pasangan masing-masing, maka kalian
sudah selangkah lebih dekat ke jenjang pernikahan.
5. Mengenal perbedaan pria dan
wanita.
Pria dan wanita pada kodratnya
berbeda. Pria lebih cenderung menggunakan logika dan wanita lebih menggunakan
emosi.
Wanita cenderung lebih sulit
mencintai,tetapi sekali dia mencintai pasti dia akan mencintai setulus hati dan
memikirkan pasangannya setengah mati.
Sedangkan pria lebih mudah jatuh cinta namun sulit untuk mempertahankan jika
telah mengetahui kekurangan pasangan.
6. Mengenal bedanya penasaran,
sayang, suka, cinta dan obsesi.
Ini adalah hal yang seringkali sulit
dibedakan oleh seseorang yang sedang berada dalam panah asmara. Tidak jarang
banyak hubungan yang berakhir tragis karena mereka sendiri tidak paham akan
sejatinya perasaan mereka sendiri.
Kita bisa jadi penasaran pada
seseorang, namun belum tentu menyayangi dan menyukainya, apalagi mencintainya.
Banyak faktor yang bisa membuat kita penasaran, bisa karena kagum, tidak
dihiraukan, atau karena dia memenuhi kriteria “pasangan ideal” secara fisik, sikap
dan materi.
Kemudian, satu tingkat di atas
penasaran adalah sayang. Sayang juga ada banyak jenisnya. Sayang secara
universal, sayang kepada lawan jenis dan sayang kepada orangtua atau anak kita.
Di atas rasa sayang, ada suka. Suka
pasti bersayarat, karena kita pasti punya alasan untuk menyukai seseorang, bisa
karena fisik, kelebihan, atau harta yang dimiliki orang tersebut.
Di atasnya lagi, ada cinta. Cinta
adalah sebuah perasaan di mana kita yakin untuk terus bersama orang yang kita
cintai dan kita siap untuk menerima segala kekurangan dan kelebihannya. Jika
kita cinta pada seseorang, kita pasti sayang dan suka pada orang tersebut.
Jadi, kamu dan pasangan kamu
termasuk yang mana?
7. Belajar dari pengalaman pribadi
dan orangtua atau orang yang sudah berpengalaman
Ada yang bilang, pengalaman adalah
guru yang terbaik, pengalaman lah yang akan mengajarkan kita banyak hal dan
mendewasakan kita.
Semakin banyak kita putus cinta,
semakin sedikit cinta yang akan kita beri selanjutnya, karena kita seringkali menjadi
takut bahkan trauma memulai hubungan yang baru.
Seringkali orangtua menasehati kita,
namun saat panah asmara sudah menguasai emosi kita, logika ikut terbutakan dan
tidak jarang kita merasa yakin bahwa kita tidak akan mengulang
kesalahan-kesalahan seperti yang sudah diwejangkan oleh orangtua atau orang
yang lebih berpengalaman
8. Beri ruang bagi pasangan dan diri
sendiri.
Seringkali, terutama bagi mereka
yang obsesif, membatasi ruang gerak pasangan dan diri sendiri. Beri ruang untuk
pasangan dan diri sendiri membantu kita untuk mengerjakan hal-hal yang lebih
baik dan bermanfaat.
Selain itu, kita harus meluangkan
waktu untuk banyak hal, pendidikan untuk yang masih sekolah, kerja untuk yang
berkarir, teman-teman dan yang terpenting, orangtua yang telah membesarkan
kita.
Meski rasa curiga, cemburu, atau
rasa cemas adalah hal yang wajar dan kita perlu mengingatkan pasangan kita,
saat mereka melakukan hal dibatas kewajaran, namun jika rasa cemas, cemburu dan
khawatir membuat kita menjadi tidak dapat mengerjakan hal bermanfaat lainnya,
maka hubungan tersebut hanya tinggal menunggu waktu.
9. Rumput tetangga selalu lebih
hijau.
Bagi kalian, terutama yang selalu
membanding-bandingkan pasangan kalian dengan mantan atau lawan jenis lainnya.
Sadar lah, buka mata kalian, kalian bukan manusia sempurna, kalian juga adalah
manusia biasa yang memiliki banyak kesalahan dan dosa.
Kebiasaan membanding-bandingkan
adalah penyakit kejiwaan yang membuat kita selalu merasa tidak puas dan melihat
“rumput tetangga” yang menurut kita lebih hijau, walau tidak jarang pada
akhirnya kita menyesal dan kehilangan orang yang sebenarnya lebih baik dan
tepat.
Memilih boleh saja, selama ada
pilihan, namun ingat, siap-siap untuk dicubit, jika kalian ingin mencubit.
Karma itu ada. Jadi, jangan menyakiti pasangan kalian jika tidak ingin
disakiti.
Karena
rumput tetangga lebih hijau belum tentu lebih baik.
10. Bisakah kalian saling
berpartisipasi dalam kehidupan pasangan kalian?
Banyak pasangan suami istri menikah
dan kemudian pernikahan mereka terasa hambar, karena tidak jarang mereka
berjalan masing-masing. Misalnya saja jika suami istri tersebut beda kegemaran
dan selera dan tidak menyukai kegemaran dan selera pasangannya. Mereka tidak
dapat saling mengisi dan berpartisipasi dalam kehidupan pasangannya.
Kebanyakan pasangan suami istri,
melakukan peran mereka secara umum saja, namun kurang memperhatikan
pasangannya, ini lah yang kemudian dapat menjadi pemicu rasa tidak nyaman dan
memudarkan perasaan cinta, bahkan komitmen pernikahan.
0 komentar:
Posting Komentar