Minggu, 27 September 2015

Filter pasangan sebelum married



Kita bisa dengan mudah sayang, suka, bahkan jatuh cinta kepada seseorang, namun belum tentu bisa menerima dia sepenuhnya. Banyak orang yang merasa yakin dan menyanggupi janji pernikahan untuk “menerima kelebihan dan kekurangan pasangan”, namun kemudian tidak sedikit juga yang bercerai karena tidak tahan dengan kekurangan pasangannya.
Lantas bagaimana cara untuk mengurangi kesalahan dalam memilih orang yang benar-benar tepat, agar kita tidak menyesal di kemudian hari?
Mari kita ketahui langakah-langkahnya bersama unikunikgirls@blogspot.co.id agar kita tidak terjerumus dalam hubungan yang buruk.


1.Ketahui kekurangan pasangan kamu agar kamu dapat memutuskan agar kamu dapat mengambil keputusan
Umumnya, ketika sedang dalam masa awal pacaran, biasanya perasaan kita sedang berbunga-bunga sehingga kita seringkali lupa akan segalanya, terutama untuk yang baru pertama kali merasakan indahnya cinta.

Semua terasa indah, anda tidak peduli dengan kekurangannya.tetapi lama kelamaan anda akan menemukan banyak sekali kekurangan seiring berjalannya waktu.

2. Beritahu kekurangan kamu kepada pasangan.
Anda harus mengatakan jujur apapun kekurangan anda kepada pasangan.hal ini sangat penting karena akan mendukung kelancaran hubungan anda.jangan malu menceritakan kejelekan ataupun keburukan yang anda miliki.karena anda harus yakin jika npasangan anda menyayangi anda dengan tulus dia tidak akan menghiraukan kekurangan anda.bahkan akan menuntun anda menjadi lebih baik,so jangan takut ya ladies,kalau jodoh gak kemana kok,pasti akan kembali.

3. Bisakah anda “membuka diri” untuk pasangan anda?
Sesorang mungkin bisa mengumbar seribu kata romantis untuk pasangan.tetapi coba tanyakan dalam hati,sudah siapkah anda berbagi pikiran,kekurangan,kelebihan bersama pasangan anda seumur hidup??

4. Intropeksi diri atau mencari kesalahan?

Coba telaah antara anda dan pasangan, apakah kalian bisa sama-sama intropeksi diri atau saling menyalahkan? Atau hanya satu pihak saja yang selalu intropeksi sementara yang lain menyalahkan?anda harus benar-benar memahami hal tersebut.

Jika kalian dapat saling mengalah dan intropeksi diri setelah tahu kekurangan pasangan masing-masing, maka kalian sudah selangkah lebih dekat ke jenjang pernikahan.

5. Mengenal perbedaan pria dan wanita.
Pria dan wanita pada kodratnya berbeda. Pria lebih cenderung menggunakan logika dan wanita lebih menggunakan emosi.
Wanita cenderung lebih sulit mencintai,tetapi sekali dia mencintai pasti dia akan mencintai setulus hati dan memikirkan pasangannya setengah mati.
Sedangkan pria lebih mudah jatuh cinta namun sulit untuk mempertahankan jika telah mengetahui kekurangan pasangan.

6. Mengenal bedanya penasaran, sayang, suka, cinta dan obsesi.
Ini adalah hal yang seringkali sulit dibedakan oleh seseorang yang sedang berada dalam panah asmara. Tidak jarang banyak hubungan yang berakhir tragis karena mereka sendiri tidak paham akan sejatinya perasaan mereka sendiri.
Kita bisa jadi penasaran pada seseorang, namun belum tentu menyayangi dan menyukainya, apalagi mencintainya. Banyak faktor yang bisa membuat kita penasaran, bisa karena kagum, tidak dihiraukan, atau karena dia memenuhi kriteria “pasangan ideal” secara fisik, sikap dan materi.
Kemudian, satu tingkat di atas penasaran adalah sayang. Sayang juga ada banyak jenisnya. Sayang secara universal, sayang kepada lawan jenis dan sayang kepada orangtua atau anak kita.
Di atas rasa sayang, ada suka. Suka pasti bersayarat, karena kita pasti punya alasan untuk menyukai seseorang, bisa karena fisik, kelebihan, atau harta yang dimiliki orang tersebut.
Di atasnya lagi, ada cinta. Cinta adalah sebuah perasaan di mana kita yakin untuk terus bersama orang yang kita cintai dan kita siap untuk menerima segala kekurangan dan kelebihannya. Jika kita cinta pada seseorang, kita pasti sayang dan suka pada orang tersebut.
Jadi, kamu dan pasangan kamu termasuk yang mana?

7. Belajar dari pengalaman pribadi dan orangtua atau orang yang sudah berpengalaman
Ada yang bilang, pengalaman adalah guru yang terbaik, pengalaman lah yang akan mengajarkan kita banyak hal dan mendewasakan kita.
Semakin banyak kita putus cinta, semakin sedikit cinta yang akan kita beri selanjutnya, karena kita seringkali menjadi takut bahkan trauma memulai hubungan yang baru.
Seringkali orangtua menasehati kita, namun saat panah asmara sudah menguasai emosi kita, logika ikut terbutakan dan tidak jarang kita merasa yakin bahwa kita tidak akan mengulang kesalahan-kesalahan seperti yang sudah diwejangkan oleh orangtua atau orang yang lebih berpengalaman

8. Beri ruang bagi pasangan dan diri sendiri.
Seringkali, terutama bagi mereka yang obsesif, membatasi ruang gerak pasangan dan diri sendiri. Beri ruang untuk pasangan dan diri sendiri membantu kita untuk mengerjakan hal-hal yang lebih baik dan bermanfaat.
Selain itu, kita harus meluangkan waktu untuk banyak hal, pendidikan untuk yang masih sekolah, kerja untuk yang berkarir, teman-teman dan yang terpenting, orangtua yang telah membesarkan kita.
Meski rasa curiga, cemburu, atau rasa cemas adalah hal yang wajar dan kita perlu mengingatkan pasangan kita, saat mereka melakukan hal dibatas kewajaran, namun jika rasa cemas, cemburu dan khawatir membuat kita menjadi tidak dapat mengerjakan hal bermanfaat lainnya, maka hubungan tersebut hanya tinggal menunggu waktu.

9. Rumput tetangga selalu lebih hijau.

Bagi kalian, terutama yang selalu membanding-bandingkan pasangan kalian dengan mantan atau lawan jenis lainnya. Sadar lah, buka mata kalian, kalian bukan manusia sempurna, kalian juga adalah manusia biasa yang memiliki banyak kesalahan dan dosa.
Kebiasaan membanding-bandingkan adalah penyakit kejiwaan yang membuat kita selalu merasa tidak puas dan melihat “rumput tetangga” yang menurut kita lebih hijau, walau tidak jarang pada akhirnya kita menyesal dan kehilangan orang yang sebenarnya lebih baik dan tepat.
Memilih boleh saja, selama ada pilihan, namun ingat, siap-siap untuk dicubit, jika kalian ingin mencubit. Karma itu ada. Jadi, jangan menyakiti pasangan kalian jika tidak ingin disakiti.
Karena rumput tetangga lebih hijau belum tentu lebih baik.

10. Bisakah kalian saling berpartisipasi dalam kehidupan pasangan kalian?
Banyak pasangan suami istri menikah dan kemudian pernikahan mereka terasa hambar, karena tidak jarang mereka berjalan masing-masing. Misalnya saja jika suami istri tersebut beda kegemaran dan selera dan tidak menyukai kegemaran dan selera pasangannya. Mereka tidak dapat saling mengisi dan berpartisipasi dalam kehidupan pasangannya.

Kebanyakan pasangan suami istri, melakukan peran mereka secara umum saja, namun kurang memperhatikan pasangannya, ini lah yang kemudian dapat menjadi pemicu rasa tidak nyaman dan memudarkan perasaan cinta, bahkan komitmen pernikahan.

0 komentar:

Posting Komentar

 

perempuanku Copyright © 2012 Design by Ipietoon Blogger Template